Siapa diri kita sekarang tidaklah penting, yang penting kita mau menjadi siapa dengan pribadi yang bagaimana.
Dari keturunan mana kita berasal tidak penting, yang penting kita mau menjadi anak dan orang yang bagaimana dan seperti apa.
Masa lalu tidak penting, yang penting hari ini dan esok.
Jadikan masa lalu sebagai pelajaran dan pengalaman.
Bagaimana orang memandang kita tidaklah penting, yang penting bagaimana kita memandang orang, dan bagaimana kita memandang diri kita sendiri.
Berapa besar kepercayaan orang ditentukan oleh berapa besar kejujuran dan kredibilitas kita.
Buah yang bagaimana yang akan kita petik, ditentukan oleh bagaimana kita menanam.
Bagaimana sekarang kita berproses inilah yang akan menentukan hasil akhir dari semuanya.Jangan kita mengharapkan orang lain atau pasangan kita untuk berubah, jika kita sendiri belum mau berubah (sikap, kata-kata, pola pikir, egois).
Sukses tidak selalu diukur dengan harta atau popularitas, sukses juga diukur dari 'kesehatan mental', maka buanglah sikap iri, sombong, serakah, benci, menganggap rendah orang lain, dan segala sikap dan sifat jelek yang berakar dalam diri.
Tugas kita bukanlah untuk berhasil.
Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.
"Ya ALLAH, tidak ada kemudahan kecuali apa-apa yang ENGKAU jadikan ia mudah; dan ENGKAU menjadikan kesulitan jika ENGKAU menghendaki ia mudah." (HR. Ibnu Hibban
0 komentar