"Nafsu, selalu mengejar dan memburu
setiap pelaku-pelaku, dalam kehidupan yang fana
dan semu"
-----------------------------------------------
kamilah anak alam semesta
merakit tiang dalam ilusi yang fana
merasuki di dalam setiap jiwa
sebagai perhiasan dan juga bencana
bagi setiap manusia sebagai Ciptaan-Nya
Lalu muncullah nafsu diri dari
dalam bumi dan menelan kemanusiaan.
Lalu dari sana nyala api,
Lalu dari sana bubuk mesiu,
Lalu dari sanalah darah.
Mereka datang memotong jiwa kasih kita
dan membunuh kasih sayang manusia
dan mengalirlah, darah-darah orang tak berdosa
Mengalir seadanya, seada-adanya darah sesama
lalu Lihatlah nafsu itu, dia datang sebagai tamu
Kemudian menjadi tuan rumah bagimu, Lalu
menjelma menjadi penguasa kejam bagi dirimu
Dialah raja sekaligus budakmu
Sebagaimana dia mengangkat kehormatanmu
Begitu pula dia menghancurkanmu
Bertekuk lutut, menjajahmu, memperkosamu
Menimbunmu, menghempaskanmu
Kedalam lembah kehinaanmu
mereka adalah serigala yang nantinya
akan disingkirkan serigala pula
Batu hendak digigit dan diludahi lidah api
Ular berbisa yang dibenci ular berbisa!
Wahai penguasa-penguasa
Wahai Pengkhianat bangsa karena nafsu
Rumah rakyatmu hancur, tengoklah
bangsa ini lebur, lihatlah
Dan dari setiap rumah yang hancur
bukan bunga yang mekar, tapi
memancar logam yang terbakar.
Dari setiap lubang bom di negeri ini
Tumbuh lagi kelak: Rakyat.
Dari setiap peluru kejahatan kelak
lahir sebuah tempat, suatu saat,
yang ditemukan di hatimu.
mereka akan kembali mengirimkan darah
darah rakyat yang bangkit menentangmu
membenamkanmu ke satu-satunya dalam
ombak kebanggaan dan pisau kelaparan!
Tapi engkau adalah anak alam semesta
Kaulah yang akan menentang nafsu itu
Engkau tidak akan masuk dalam perangkapnya
Tidak juga untuk dijinakkannya
Karena rumahmu bukanlah sebuah sangkar
Tapi tiang layar sebuah kapal
Untuk melayari menyebrangi lautan luas
Menuju negeri bahagia
Adakalanya engkau letih, merintih, tertatih
Tapi engkau tidak akan melipat sayap-sayapmu
Untuk dapat melewati pintu-pintumu
Tidak juga akan menundukkan kepalamu
Karena takut terantuk langit-langit
Tidak akan merendahkan dirimu
dalam lembah penderitaan
Tidak...!
Tidak seperti itu...
Engkau tidak akan menyerah
Karena engkau adalah anak alam semesta
Yang membentang sauh, melayari samudera lepas
Menuju keindahan menuntun hati
Betapa dambaku lembah menjadi jalan rayamu
Dan jalur hijau itu menjadi gerbangmu
Terangi jalan menyusuri Cahaya-MU
Menuju Taman Firdaus-MU
Oleh-oleh dari Aljazair
7 bulan yang lalu
0 komentar