Banda Aceh - Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Apung diharapkan menjadi salah satu keajaiban dunia sebab memiliki sejarah luar biasa yang tidak dimiliki tempat lain.Kapal PLTD Apung (bobot 2.600 ton, panjang 63 meter dengan luas 1.600 m2) milik PLN NAD yang terdampar ke darat sejauh +/- 5 km dari laut pada saat kejadian gempa dengan kekuatan 9.3 SR dan gelombang tsunami setinggi 30 mtr pada hari minggu pagi 26 Desember 2004 silam yang menghancurkan wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam serta merenggut korban manusia +/- 300.000 jiwa. 2/3 wilayah Kota Banda Aceh merupakan kawasan yang paling parah mengalami kehancuran dan setengah dari penduduknya (230.000 ribu) nyawa menjadi syuhada saat itu juga. Kapal PLTD Apung ini sekarang menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan juga domestik. Hampir semua tamu negara yang berkunjung ke Indonesia selalu menyempatkan diri untuk datang ke Aceh ingin membuktikan kejadian nyata yang sangat dahsyat tersebut. Pada awal-awal kejadian tsunami, Sekjen PBB, Kofi Anan dan mantan Presiden Amerika Serikat Georges Bush dan Bill Clinton langsung datang menyaksikan keberadaan kapal tersebut. Selanjutnya sampai dengan sekarang, banyak kepala pemerintahan negara asing dan tokoh-toko dunia yang menjadi tamu Indonesia selalu menyempatkan diri untuk datang kelokasi bencana kapal PLTD Apung dan situs-situs tsunami lainnya di Aceh.
"Kami harapkan PLTD Apung menjadi salah satu keajaiban dunia karena memang sangat luar biasa karena kuasa Allah bisa berada di permukiman. Itu memang keajaiban tsunami," kata Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin di Banda Aceh, Sabtu (27/2/2010) malam, pada acara gelar budaya malam silaturahim RRI Banda Aceh-Radio Television Malaysia (RTM).
Wali Kota Mawardy Nurdin mengatakan bahwa Pemerintah Kota Banda Aceh saat ini terus membenahi PLTD Apung dengan memasangi pagar yang prosesnya diharapkan selesai tahun ini. PLTD Apung direncanakan menjadi lokasi wisata tsunami sebagai situs yang menandakan bahwa musibah dahsyat tsunami pernah melanda pesisir Aceh dan Nias, 26 Desember 2004.
Sebelum tsunami, PLTD Apung menyediakan energi listrik sekitar 10 megawatt bagi warga Kota Banda Aceh. Tongkang PLTD Apung milik Pertamina dengan berat mati sekitar 200 ton itu terseret gelombang tsunami dari Pelabuhan Uleelheue hingga ke Kampung Punge Blangcut yang berjarak sekitar empat kilometer.
Saat ini, kapal tersebut menjadi obyek wisata masyarakat yang ingin melihat langsung dampak dari dahsyatnya musibah yang menimbulkan sekitar 150.000 korban jiwa, baik meninggal maupun hilang.
Pemerintah Kota Banda Aceh saat ini terus berbenah, baik di bidang infrastruktur maupun sumber daya manusia dalam upaya menyongsong Visit Banda Aceh Year 2011 dan mendukung Banda Aceh sebagai Bandar Wisata Islami.
Selain kapal PLTD Apung, sejumlah situs tsunami juga menjadi andalan Pemerintah Kota Banda Aceh untuk menarik wisatawan seperti wisata religi, yaitu sejumlah masjid yang memiliki nilai sejarah, di antaranya Masjid Raya Baiturrahman dan Masjid Baiturrahim di Uleelheue yang tetap kokoh meskipun diterjang tsunami.
Seiring perjalanan waktu, rencana pemerintah Aceh untuk menjadikan Kapal PLTD Apung dan kapal-kapal kecil lainnya yang terdampar kedarat sebagai situs tsunami dengan membangun monumen yang berskala internasional, kelak akan terwujud. Sampai sekarang ini, Kapal PLTD Apung semakin ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara.
“Apabila anda hendak berkunjung ke Kota Banda Aceh, pasti ada rasa tidak puas sebelum anda sampai dan melihat kapal PLTD Apung yang sampai saat ini masih mendarat dan parkir dengan manisnya ditanah Kelurahan Punge Blang Cut. Kami mempersilahkan anda untuk naik keatas kapal dan menyaksikan dari atas
kapal keindahan panorama Kota Banda Aceh dan Sabang pascatsunami”.
0 komentar