“Kau bisa berpikir negatif dengan mengatakan mawar itu ada durinya atau kau bisa berpikir positif dengan mengatakan bahwa duri itu ada mawarnya “
Pernahkah anda memperhatikan sebuah pohon?
Kalau kita benar-benar memperhatikan bagian yang paling sering di puji adalah buahnya, yang sering di pegang adalah batangnya, yang sering dijadikan tempat berteduh adalah daunnya yang rindang.
Sebenarnya ada bagian dari pohon itu yang jauh lebih mulia, lebih kuat, ia siap membantu mencari makan demi daun, ranting dan yang lainnya selain dirinya yaitu akar. Akar adalah kekuatan utama, ia rela berkorban demi saudaranya. Tapi akar justru rela tidak terlihat, tidak tampak dan tidak dapat pujian.
Pemimpin masa depan adalah pemimpin yang seperti akar. Dia siap berjuang atas nama kemuliaan, namun dia sendiri siap duduk bukan di kursi termulia.
Dia sangat bahagia ketika melihat saudaranya bahagia. Serupa dengan itulah kebijaksanaan.
Dia seperti akar, menghujam kedalam tanah, Tidak terlihat namun dampaknya bisa mengubah perilaku berpikir, kejernihan hati dan keikhlasan jiwa. Pada saat diri ini telah menjadi bijaksana, akar-akar kebijaksanaan terus mencari air kehidupan dengan rendah hati.
Kebijaksanaan melahirkan kesuksesan, kebahagiaan , ketentraman, kemasyhuran, kesejahteraan dalam hidup ini. Ketika kita bijak kita jauh lebih menguasai diri kita sendiri. Sementara pada saat kita bodoh , justru kita ingin menguasai orang lain terus-menerus.
Dengan karakter jujur yang dimiliki, cara komunikasi yang baik tanpa menyakiti orang lain, serta membangkitkan yang terbaik dalam diri sendiri dan orang lain , bekerja efesien, fokus pada konstribusi, jernih dalam berpikir , punya selera humor dan terbuka terhadap perubahan , keseimbangan spiritual non dogmatis, disiplin yang tinggi ,fokus dan percaya diri , mengenal diri sendiri dan selalu menghubungkannya dengan Ilahi. Jika saja semua ciri itu dimiliki seseorang maka masa depan adalah sesuatu yang tidak mustahil lagi untuk diraih.
Kegelapan masa lalu , kesuraman yang telah terjadi , bahkan kematian jiwa kita yang lalu adalah sejarah yang harus di Lihat lalu simpan dan jangan hidup bersamanya.... Hiduplah untuk hari ini agar bisa membuka lembaran baru visi kita yaitu tentang kehidupan kita...
***
“Ketahuilah bahwa sabar , jika dipandang dalam permasalahan seseorang , adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang, keseluruhan tubuh itu akan membusuk.Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan menjadi rusak” (Ali bin Abi Thalib)
0 komentar