Tugu Km 0 Indonesia di Sabang


KILOMETER NOL REPUBLIK INDONESIA, SABANG-NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Tugu Kilometer Nol ujung barat Indonesia, Sabang. Bintang tampak berkedip di langit, tetapi gelap malam di tengah hutan yang lebat membuat nyali ciut. Keindahan bintang itu tak mampu menghibur sedikit pun.
Suara hewan malam dan angin yang kencang makin menambah hati kecut. Entahlah, apa jadinya kalau ada orang merampok atau berbuat jahat di tempat itu. Habis sudah!
Semakin malam, kebanggaan berada di titik kilometer nol ujung barat Indonesia—yang diresmikan pemerintah pada 9 September 1997—itu masih saja tertutup oleh berbagai kecemasan. Meski gangguan keamanan di Aceh dan sekitarnya telah lewat, tetap saja muncul kekhawatiran yang tak bisa diredam.
”Tenang saja Pak. Di sini aman. Mobil tak dikunci pun tidak ada yang mencuri,” kata Toyibah Rusli, warga setempat, meyakinkan, ketika mobil yang kami tumpangi menyusuri jalan-jalan gelap di Pulau Weh yang merupakan ujung barat negeri ini sepulang dari Tugu Kilometer Nol itu. Ucapan Rusli itu lumayan menenangkan. Lampu kapal di laut lepas di kejauhan yang sedikit terlihat pun mulai bisa dinikmati.
Sapi berkeliaran
Kendaraan terus melaju, sementara sapi-sapi berkeliaran di sepanjang jalan.
Keberadaan sapi yang dilepas begitu saja oleh pemiliknya makin menyadarkan kami bahwa daerah itu aman, termasuk pada malam hari. Gambaran yang mirip ditemukan puluhan tahun yang lalu di Pulau Jawa, setidaknya di Gunung Kidul. Saat itu masih terlihat sapi-sapi yang dibiarkan tak dikandangkan karena pemiliknya merasa tak bakal ada yang mencuri. ”Tidak akan ada yang mencuri. Penduduk sudah biasa membiarkan sapi itu,” kata Rusli lagi.
Perjalanan makin terasa nyaman karena ternyata memang tak ada yang mengganggu. Hanya jalan rusak saja yang membuat pantat pegal-pegal.
Selama perjalanan, para sopir pun saling sapa ketika berpapasan. Klakson dibunyikan bukan sebagai ungkapan marah atau kesal, seperti yang banyak dilakukan di Jakarta, tetapi sebagai ungkapan persahabatan.
Keyakinan kami soal rasa nyaman dan aman makin membubung saat sampai di kota Sabang dan bertemu dengan masyarakat setempat. ”Di tempat ini tenang, Pak. Tak ada kejahatan. Paling dalam sebulan hanya ada satu kasus. Itu pun bukan kejahatan atas nyawa, harta, dan kehormatan. Paling, kasus orang membawa ganja,” ujar DY Witanto, hakim, yang kebetulan bertemu di suatu hotel.
Perbincangan akhirnya terasa semakin menarik. Gelap malam tidak lagi menakutkan. Tak terlalu salah jika ada yang mengatakan, nol kejahatan di pulau tempat titik kilometer nol ujung barat Republik Indonesia!






Tags: ,
Gading Moore

––––•(-• Tentang Gading Moore •-)•––––

Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan.
The way to get started is to quit talking and begin doing.
Walt Disney

0 komentar

Posting Komentar

Translate

Popular Posts