Membongkar Praktek Bisnis yang Destruktif

Menjalankan kegiatan bisnis kita tahu merupakan salah satu cara kreatif untuk mereguk senjengkal nafkah, dan mengakumulasi kepingan kapital. Namun tidak semua jenis bisnis layak dan absah dilakoni. Meski menghasilkan bejibun keuntungan, jenis bisnis semacam itu haram hukumnya.
Bisnis penjualan narkoba (drug industry) adalah salah satu jenis industri yang mungkin paling menguntungkan di dunia (coba tanya pada para gembong narkoba dari Colombia). Demikian juga sex industry (porn industry). Kita lalu juga mengenal gambling business yang membuat kota Las Vegas dan Macau makmur. Namun semua jenis bisnis ini layak dijauhi, sebab kelak hanya akan membuat kita terkaing-kaing di alam baka.
Namun demikian ada satu jenis bisnis/industri yang kelihatannya sah-sah saja, namun sejatinya memberikan efek destruksi yang tak kalah ampuhnya.
Jenis industri itu adalah : cigarette industry. Dalam batas-batas tertentu, saya membayangkan para kapitalis dan juragan rokok itu mungkin lebih buruk dibanding koruptor. Kita kecewa berat dengan Nazaruddin dan Gayus yang telah merampas uang rakyat. Namun para juragan rokok itu do more than that.
Kapitalis rokok itu tidak hanya merampas uang rakyat (uang yang mestinya untuk biaya sekolah anak-anak para perokok “diakali” supaya lebih baik digunakan buat menebus sebungkus rokok). Setelah sukses merampas uang rakyat, para kapitalis rokok itu kemudian pelan-pelan membunuh korbannya (ini sama saja dengan kita membeli peluru dengan uang kita sendiri, dan kemudian menembakkan peluru itu ke jantung kita. Really, this is crazy, lebih crazy dibanding perilaku Nazarudin dan Gayus).
Dan ketika efek destruksi rokok itu menerkam, dampaknya adalah penderitaan yang tak tertanggungkan. Dua bulan lalu, tetangga saya divonis kanker paru-paru. Kata dokter ini lantaran perilakunya yang amat suka mengkonsumsi rokok sejak muda. Ia sudah habis uang lebih dari 50 juta untuk mengobati sakitnya itu (dan tetangga saya itu dengan perih mengatakan, bahwa tabungan uang itu mestinya adalah untuk pendidikan masa depan anak-anaknya. Oh my God).
Itulah kenapa para pengamat kesehatan mengatakan biaya kesehatan jutaan para penderita sakit akibat rokok JAUH lebih BESAR dibanding keuntungan total dari industri rokok.
Memang, argumen yang klise itu selalu diteriakkan : hei, kami telah menyumbang cukai, menyediakan lapangan kerja, dan blah-blah lainnya. Namun faktanya : uang yang dikeluarkan untuk biaya kesehatan para perokok jauh berlipat dibanding keuntungan total industri rokok (yang didapat dari cukai rokok, dari penyediaan lapangan kerja, dari distributor dan agen/toko penjual rokok, dll).
Dan jika kita berpikir prinsip opportunity lost, maka kerugian yang ada kian tak terperikan. Maksudnya begini : setiap tahun total sekitar 120 trilyun dibelanjakan oleh para perokok Indonesia untuk membeli rokok kesayangannya. Semuanya habis tak berjejak dalam hembusan asap yang mematikan. (120 trilyun : inilah yang dirampas oleh para kapitalis rokok dari rakyat Indonesia setiap tahunnya).
Kalau saja 50 % perokok Indonesia insyaf, maka akan ada uang sebesar 60 trilyun yang bisa digunakan untuk hal lain yang lebih bemanfaat : untuk biaya sekolah anak-anaknya, untuk beli susu, untuk modal usaha, dan lain-lainnya. Bayangkan, efek positif apa yang bisa dihasilkan dari pengalihan alokasi anggaran para perokok ini bagi keluarga dan sekitarnya.
Sialnya, uang 120 trilyun itu mayoritas masuk ke kapitalis rokok asing. Phillip Moris adalah salah satu pemain bisnis yang dominan (dengan rokok Marlboro, A-Mild dan Dji Sam Soe sebagai andalannya). Itu artinya trilyunan rupiah rakyat Indonesia setiap tahun deras mengalir ke Phillip Moris, yang sebagian sahamnya dimiliki oleh para yahudi dan kapitalis kaya Amerika.
Yang terjadi adalah parodi : suatu saat ada anak muda Indonesia melakukan demo, teriak-teriak mengecam hegemoni asing dan kapitalis Amerika, sambil lahap merokok Sampoerna A-Mild. Para kapitalis dan juragan rokok global yang ada di New York sana tertawa terkekeh-kekeh melihat hal ini.
Jika Anda karyawan yang bekerja di perusahaan rokok, atau agen pengecer rokok, atau jika Anda seorang perokok ulung, silakan baca, renungkan, dan simpan artikel ini baik-baik.


Tags:
Gading Moore

––––•(-• Tentang Gading Moore •-)•––––

Cara memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai melakukan.
The way to get started is to quit talking and begin doing.
Walt Disney

0 komentar

Posting Komentar

Translate

Popular Posts